Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
a. Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah
Sejarah dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu :
Sejarah dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu :
1. Sejarah sebagai peristiwa atau realitas (I’histoir realite) karena peristiwa sejarah atau kejadian sejarah itu benar-benaada dan terjadi pada masa lampau.
2. Sejarah sebagai kisah sejarah (L’histoir recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sartono kartodirdjo, membagi sejarah menjadi dua, yaitu :
1. Sejarah dalam arti objektif merupakan kejadian atau peristiwa sejarah yang tidak dapat terulang lagi.
2. Sejarah dalam arti subjektif adalah
suatu kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu
uraian cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan rangkaian
dari fakta-fakta yang saling berkaitan.
Tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah.
Peristiwa yang dapat digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Peristiwa tersebut Unik
Peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang unik, sebab hanya sejkali terjadi (once) atau dalam bahasa Jerman disebut dengan einmaligh.
2. Peristiwa Tersebut Besar Pengaruhnya
Peristiwa atau kejadian pada masa lampau
mempunyai pengaruh yang besar pada masanya atau pada masa-masa
selanjutnya. Contoh, peristiwa pembacaan proklmasi kemerdekaan, sumpah
pemuda, dsb.
b. Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni
1. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Empiris
Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria
yang berarti pengalaman. Sejarah sangat bergantung pada pengalaman
manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan peninggalan
sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta.
b. Memiliki Objek
Kata Objek berasal dari Latin objectus
artinya yang dihadapan, sasaran, tujuan. Objek yang dipelajari oleh
sejarah sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat yang menekankanpda
sudut pandang waktu.
c. Memiliki Teori
Dalam bahasaYunani theoria
berarti renungan. Sama seperti ilmu sosia lainnya, sejarah mempunyai
teori yang berisi kumpulan kaidah-kaidah pokok suatu ilmu, seperti:
teori sosiologi, teori nasionalisme, teori konflik sosial, dsb.
d. Memiliki Metode
Methodos
(Bahasa Yunani) berarti cara. Dalam rangka penelitian, sejarah
mempunyai metodologi penelitian sendiri yang menjadi patokan-patokan
tradisi ilmiah yang senantiasa dihayati.
2. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni, memerlukan :
a. Instuisi
Sejarawan memerlukan instuisi atau ilham,
yaitu pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian
berlangsung. Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama dengan seniman.
b. Imajinasi
Dalam melakukan pekerjaannya seorang
sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang
sedang terjadi, dan apa yang terjadi seudah itu. Contohnya : Sejarah
Sagaranten, harus membayangkan keadaan geografis kota Sagaranten.
c. Emosi
Dalam penulisan sejarah harus ada
keterlibatan emosi, dalam hal ini penulis sejarah harus mempunyai empati
yang tinggi (empatheia = perasaan) untuk menyatukan perasaan dengan
objeknya, seolah-olah mengalami sendiri.
d. Gaya Bahasa
Dalam penulisan sejarah gaya bahasa yang
digunakan harus lugas atau tidak berbelit-belit, sehingga kisah sejarah
akan mudah dipahami oleh pembaca.
Sejarah sebagai seni memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
a. BerkurangnyaKetetapan dan Objektivitas
Accuracy
(ketepatan) dan objektivitas sangat diperlukan dalam penulisan sejarah.
Penulisan sejarah berdasarkan fakta, sedangkan seni merupakan hasil
imajinasi.
b. Penulisan Sejarah akan Terbatas
Penulisan sejarah yang terlalu dekat
dengan seni akan terbatas kepada objek-objek yang dapat dideskripsikan .
Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan
biografi yang penuh sanjungan.
Komentar
Posting Komentar